Pilih Minyak Rem Motor, Mending Tipe DOT-3 Apa DOT-4?
Meski bukan cairan yang rutin diganti seperti oli mesin atau transmisi di motor matik bertransmisi CVT, tapi peran minyak rem juga penting.

OTORIDER - Meski bukan cairan yang rutin diganti seperti oli mesin atau transmisi di motor matik bertransmisi CVT, tapi peran minyak rem juga penting.
Pasalnya, salah satu pendukung sistem rem cakram ini bakal jadi penentu pakem atay tidaknya peranti tersebut di motor. Di pasaran sendiri, banyak terdapat merek dan jenis minyak rem, yang menariknya kerap punya warna atraktif seperti merah, biru atau hijau.
Tak sedikit konsumen yang mengganti minyak rem mereka dengan warna menarik hanya untuk kebutuhan visual pasca master rem diganti dengan tabung transparan. Padahal ada hal yang perlu diperhatikan terkait penggunaannya.
Salah satunya dari satuan DOT yang tercantum pada kemasan minyak rem. Misalnya DOT-3 dan DOT-4 yang umum ditemui dan digunakan pada sepeda motor harian.
"DOT-3 dan DOT-4 itu perbedaannya ada di titik didih. Kalau DOT-3 itu sekitar 237 derajat celcius. Sedangkan DOT-4 itu di angka 265 derajat celcius," jelas Johnson Wijaya, Regional Sales Manager PT Laris Chandra selaku distributor minyak rem merek STP.
Dirinya menambahkan jika titik didih ini juga berkaitan dengan jenis kendaraan, terutama dari segi performa. "Semakin besar kebutuhannya, maka perlu minyak rem dengan titik didih lebih tinggi," ucapnya.
Sehingga untuk motor harian, jenis minyak rem DOT-3 sudah dirasa cukup. Tapi pada motor yang tipenya high performace, bisa ditingkatkan dengan penggunaan minyak rem DOT-4.
"Lebih baik jangan salah pilih, lihat dulu kondisi kendaraannya," ucapnya.
Johnson sendiri menyebutkan jika pengguna motor dengan spek minyak rem DOT-3 bisa saja naik ke DOT-4. "Tapi catatannya, jika minyak rem sudah memakai DOT-4, jangan sekali-kali pindah ke DOT-3. Karena akan merusak sistem pengeremannya," tutup pria ramah ini. (*)