Identitas Diri Membuat Pengendara Harley-Davidson Jadi Arogan?
Arogansi pengendara Harley-Davidson sering kali ditemukan dalam sebuah kegiatan group touring. Salah satunya seperti terjadi di Bukit Tinggi pekan lalu yang berakhir dengan pengeroyokan prajurit TNI.
Arogansi pengendara Harley-Davidson sering kali ditemukan dalam sebuah kegiatan group touring. Salah satunya seperti terjadi di Bukit Tinggi pekan lalu yang berakhir dengan pengeroyokan prajurit TNI. Jika ditelaah lebih dalam, kira-kira apa yang membuat seseorang menjadi arogan?
Diana M Sani selaku Psikolog sekaligus Direktur Kayross Psikologi Utama mengatakan arogansi kelompok tertentu bisa terjadi karena identitas kelompok. Dirinya mencontohkan seperti pada kelompok orang pandai di satu sekolah, tentunya memiliki kebanggaan tersendiri dan egonya sendiri. Hal tersebut juga bisa terjadi pada kelompok-kelompok lain dengan kebanggaannya masing-masing.
"Untuk komunitas Harley-Davidson, mereka pasti punya kebanggaan tertentu, seperti itu motor mahal. Kalau orang yang ekonominya lemah, pasti enggak beli Harley-Davidson. Itu kan identitas kelompok, berarti dia masuk ke dalam kelompok yang ekonominya boleh dibilang bagus," ujar Diana saat dihubungi OtoRider, Selasa (3/11).
Baca Juga: Faktor Psikologis Bisa Pengaruhi Insiden Rombongan HOG di Bukit Tinggi
Diana menyebutkan bahwa sebenarnya identitas kelompok bisa ditentukan oleh setiap orang di dalamnya. Jika membangun identitas sebagai orang yang hebat karena mampu membeli Harley-Davidson, maka akan memiliki gengsi yang tinggi dan cenderung meremehkan orang lain. Namun ada juga yang sebaliknya, karena merasa mampu justru membuat sebuah aktivitas sosial.
"Mereka mau membangun identitas seperti apa? Itu yang menentukan. Ada yang dari ekonomi mampu, bisa beli Harley-Davidson, justru tergerak bikin aktivitas sosial dan membantu orang yang ekonominya lemah. Jadi tergantung identitasnya mau dibangun seperti apa," kata Diana.
Baca Juga: Bagaimana Etika Konvoi Bersama Club Atau Komunitas Motor?
"Kalau dia mau membangun identitas yang mengutamakan gengsi, harga dirinya lalu menjadi tinggi. 'Oh saya lebih hebat dari orang lain'. Hal itu yang memicu arogansi, merasa diri sendiri penting sehingga yang lain mesti minggir gitu," jelasnya.