Semakin Meresahkan, Balap Liar Hanya untuk Orang Cari Sensasi
Balap liar kembali menjadi perbincangan hangat di dunia otomotif Indonesia. Baru-baru ini viral balap liar yang berlangsung di Jl TB Simatupang, Fatmawati, Jakarta Selatan.
Balap liar kembali menjadi perbincangan hangat di dunia otomotif Indonesia. Baru-baru ini viral balap liar yang berlangsung di Jl TB Simatupang, Fatmawati, Jakarta Selatan. Viralnya kejadian itu lantaran diwarnai kericuhan dan berakhir dengan pengeroyokan petugas kepolisian.
Jusri Pulubuhu selaku Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consultant berbicara mengenai faktor psikologis para pembalap liar. Menurutnya para pembalap liar ini banyak berada pada kelompok muda antara 15-29 tahun. Biasanya kelompok-kelompok ini banyak yang sedang mencari tantangan dan sensasi.
"Sensasinya antara lain ngebut atau melakukan sesuatu diluar ambang batas normal, itu membuat mereka segar, membuat mereka diakui. Bahkan kadang-kadang mereka naik motor bebek seolah-olah ada di motor balap," ujar Jusri kepada OtoRider beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Viral Pelaku Balap Liar Nekat Keroyok Anggota Polisi
Menurut Jusri pelaku balap liar ini tidak sadar bahwa kegiatan yang dilakukannya berbahaya. Mereka condong menganggap hal sehari-hari terasa seperti sebuah ajang balap. Jusri pun mencontohkannya dengan pemotor yang sedang menunggu Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas.
"Mereka akan menggebu-gebu saat di lampu merah, mereka menganggap lampu merah adalah garis start. Siapa yang duluan beberapa meter itu akan timbul kepuasan. Mereka justru kaan tertekan kalau membawa motor pelan atau tertib," pungkasnya.
Baca Juga: Pelaku Balapan Liar Bisa Dikurung Penjara Hingga 1 Tahun!
"Jadi ini adalah thrill seeker atau pencari sensasi, orang-orang yag suka cari sensasi. Mereka suka sekali mendapatkan adrenalin, ketika adrenalin muncul itu biasanya diikuti oleh euphoria. Mereka suka melakukan batas-batas antara takut dan tidak, mereka suka sekali dipuji," lanjutnya.