First Ride: Polytron EVO Electric, Motor Listrik yang Ada Radionya

Motor listrik sudah mulai banyak dipasarkan di Indonesia. Salah satunya adalah produk dari perusahaan yang lebih dikenal dengan perangkat audio, yaitu Polytron. Polytron merilis produk motor listrik bernama EVO Electric.

Kami pun mencoba dengan menyimulasikan sebagai kaum urban yang melakukan perjalanan di rentang 25-40 kilometer. Kali ini, perjalanan dimulai dari kawasan Ciputat, Tangerang Selatan menuju Jatibening, Bekasi.

Sebelum melakukan perjalanan ada persiapan yang dilakukan, yaitu mengisi baterai hingga penuh (100%). Hal ini antara lain agar dapat mengetahui seberapa banyak energi dari baterai tersebut selama perjalanan.

Polytron EVO Electric memiliki dua buah soket untuk pengisan. Satu di bodi motor, tepatnya di bawah jok bagian depan dan satu lagi pada baterainya. Kami melakukan pengisian langsung pada baterainya, soketnya pun serupa dengan soket di bodi motor.

Pengisian sendiri tidak dilakukan dari kondisi baterai kosong, karena masih tersisa 25%. Sekitar dua setengah jam, indikator pada charger sudah menyala, tidak berkedip seperti saat proses pengisan. Tak hanya bisa dilihat pada charger, di baterai pun tersedia indikator berupa jajaran lampu yang menunjukkan persentase isi baterai.

Perjalanan ke Bekasi dilakukan dengan kondisi baterai 90%, karena sebelumnya sempat digunakan. Polytron EVO Electric memiliki tiga mode. Perangkat tersebut memberikan tingkat responsif dari putaran akseleratornya. Pilihan Mode 2 dirasakan masih cocok untuk penggunaan di dalam kota, tak perlu memelintir akselerator terlalu dalam untuk sekadar stop and go setelah berhenti di traffic light.

Perjalanan melalui tengah Kota Jakarta melintasi flyover MT Haryono tidak terasa membebani laju molis dengan motor 60 Volt dari Bosch itu. Kecepatan cruising sekitar 40-50 km/jam.

Sepanjang perjalanan, terasa jok motor ini cukup lebar dan empuk. Namun, untuk dek terasa agak terlalu tinggi. Sehingga, dengan postur 170cm, kaki serasa agak terangkat, meski belum menyebabkan kaki pegal.

Bantingan suspensi pun masih terasa nyaman saat di jalan rata. Tetapi ketika melalui jalan agak bumpy, mulai terasa ayunannya kurang teredam dengan sempurna. Terasa getaran cukup kuat di setang, meski masih belum terlalu mengganggu dan tidak mengurangi handling-nya.

Perjalanan sekitar 39 kilometer pun akhirnya selesai seiring tiba di kawasan Jatibening, Bekasi. Kapasitas baterai di dasbor sekitar 48%. Kalau dari 90%, berarti terpakai sekitar 42%.

Menjelang malam, perjalanan kembali ke Ciputat pun dilakukan dengan rute berbeda melintasi jalan tidak terlalu padat yang lurus sekitar 37 kilometer. Sisa baterai di dasbor menunjukkan 63%. Artinya, per kilometer jarak tempuh, baterai terpakai 1%. Nah, ini sesuai dengan klaim dari produsennya yang menyatakan kondisi baterai terisi penuh bisa membawa motor listrik seharga Rp 28 juta ini menempuh jarak 100km.

Untuk charger-nya, Polytron menyediakan konsumsi listrik yang tidak besar. “Charger-nya 500-an Watt. Untuk listrik rumah 900 VA sudah aman,” ujar Chris Wirawan, Business Development, PT Hartono Istana Teknologi yang merupakan produsen motor listrik ini.

Uniknya lagi, Polytron EVO Electric memiliki fitur hiburan, yaitu radio! Ya, tentunya berbekal perusahaan audio, Polytron tak segan menyisipkan teknologinya di motor ini. Selain itu, dengan koneksi Bluetooth, lagu-lagu dari playlist pada smartphone bisa diputar dan suaranya terdengar dari speaker pada motor.

Data Spesifikasi Polytron EVO Electric: