Mantan Bos Khawatir Melihat Minimnya Prestasi Repsol Honda
Livio Suppo merupakan mantan kepala tim Repsol Honda yang mejabat hingga akhir 2017 lalu. Suppo merasa sedih melihat tim yang pernah dibawanya dengan sukses kini kesulitan dalam dua musim terakhir.
Livio Suppo merupakan mantan kepala tim Repsol Honda yang menjabat hingga akhir 2017 lalu. Suppo merasa sedih melihat tim yang pernah dibawanya dengan sukses kini kesulitan dalam dua musim terakhir. Menurutnya Honda seperti tak bisa melakukan apa-apa tanpa Marc Marquez.
Dilansir dari Tuttomotoriweb, Livio Suppo menjabat sebagai kepala tim Repsol Honda hingga akhir 2017. Kemudian jabatannya sebagai kepala tim diserahkan kepada Alberto Puig. Menurut Suppo, Puig terlalu fokus dan terpaku pada Marc Marquez saja.
"Tahun lalu jelas bahwa perkembangan tidak berjalan ke arah yang benar, tetapi seolah-olah mereka mengabaikan sinyal yang datang dari trek dan dari pembalap itu sendiri," ujar Livio Suppo.
Menurut Livio Suppo, pengembangan motor Honda RC213V semakin mengarah pada Marc Marquez usai Dani Pedrosa pensiun. Test rider pun juga tak memiliki pilihan lain selain mendorong peningkatan motor ke arah Marquez. Suppo sendiri berpendapat arah yang ditempuh Repsol Honda ini adalah sebuah kesalahan.
Baca Juga: Jorge Lorenzo Bakal Bertahan Di Repsol Honda, Jika...
"Mereka membuat beberapa kesalahan dan saya minta maaf karena saya sangat terikat dengan Honda. Misalnya, mereka melakukan kesalahan dengan membiarkan Dani Pedrosa pergi. Perkembangan motor menuju ke arah di mana hanya Marc yang bisa melaju kencang," pungkas Suppo.
Dengan Marc Marquez dalam kondisi cedera selama beberapa musim, Repsol Honda tentu kehilangan arah. Pembalap lain sulit memperebutkan podium kecuali dalam beberapa kesempatan saja. Livio Suppo pun prihatin dengan kondisi tim dan atas beberapa momen sulit yang harus dilalui.
Baca Juga: Jangan Kelewatan, Berikut Jadwal Peluncuran Tim Balap MotoGP 2022
"Tidak ada persiapan setelah Marc. Saya sangat menyesal untuk Honda karena sekarang mereka harus berjuang seperti ini. Ketika saya meninggalkan tim pada akhir 2017 itu adalah motor yang sangat kuat dan itu adalah titik referensi untuk semua orang. Sekarang mereka harus menemukan jalan yang benar," tutupnya.