Pertamina Tambah SPBU Satu Harga di Nusa Tenggara Barat
PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan pelat merah kembali menghadirkan SPBU satu harga di Nusa Tenggara Barat. Pencapaian ini disebutkan melebihi dari target waktu yang telah ditentukan.
PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan pelat merah kembali menghadirkan SPBU satu harga di Nusa Tenggara Barat. Pencapaian ini disebutkan melebihi dari target waktu yang telah ditentukan. Hal ini pun sesuai dengan penugasan dari Direktorat Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
SPBU satu harga terbaru yang hadir di Nusa Tenggara Barat memiliki nomor 54.842.05 yang berlokasi di Trans Calabai, Desa Doropeti, Kabupaten Dompu. Fasilitas ini telah resmi beroperasi memenuhi kebutuhan energi di Nusa Tenggara Barat pada Kamis (8/10) lalu. Kehadirannya pun merupakan percepatan dari rencana awal yang disusun untuk beroperasi pada tahun 2023 mendatang.
Baca Juga: Desas-Desus Suzuki Hayabusa Bakal Lahir Kembali!
"Pertamina mampu melakukan percepatan hingga SPBU 1 Harga di Calabai dapat beroperasi lebih cepat 2 tahun dari perencanaan. Harapannya masyarakat dapat secepat mungkin menikmati produk BBM dengan harga yang sama seperti daerah lainnya," ujar Mahfud Nadyo selaku Sales Area Manager Pertamina Wilayah Nusa Tenggara Barat.
Mahfud mengatakan SPBU satu harga di Calabai ini dioperasikan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan berbagai jenis bahan bakar. Fasilitas ini memasarkan BBM jenis Premium dengan harga Rp 6.450 per liter. Sedangkan untuk BBM jenis BioSolar dipasarkan dengan harga Rp 5.150 per liter.
Baca Juga: Kendaraan Sipil Gunakan Strobo Bisa Denda Ratusan Ribu Rupiah!
Sebelumnya masyarakat setempat memperoleh BBM jenis Premium dengan harga Rp 10.000 per liter. Sementara untuk BioSolar dibanderol sebesar Rp 7.000 per liternya. Harga BBM tersebut disebutkan bukan dijual oleh Pertamina, melainkan melalui pengecer.
"Pendirian SPBU 1 Harga ini menambah total keseluruhan yang sudah beroperasi di wilayah Pertamina Pemasaran Regional Jatimbalinus. Kini total terdapat 31 titik tersebar di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Harapannya akan membawa dampak positif bagi perekonomian serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat," tutup Mahfud.